Sosialisasi Aksi Program Perubahan Sistem Mitra Petani dan Penggilingan Padi (SIMPATI-PADI).

Coolturnesia - Gorontalo - Menindak lanjuti aksi program perubahan yang digagas Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Mohammad Ridwan Matoka, Pola Penjualan Hasil Panen melalui SIstem Mitra PeTAni dan penggilingan PADI (SIMPATI-PADI), di Sentra Kawasan Padi Desa Sukamakmur Utara, Kecamatan Tolangohula, Kabupaten Gorontalo, dilaksanakan sosialisasi inovasi tersebut, kepada para petani dan juga pemilik gilingan padi. Sosialisasi dilaksanakan di rumah ketua gabungan kelompok tani di desa tersebut.

Dalam sosialisasi itu, dijelaskan tentang manfaat dan keuntungan menerapkan Simpati Padi, bagi para petani maupun pemilik penggilingan padi, seperti kualitas beras hasil gilingan padi, serta kepastian penjualan dan harga padi/gabah petani. 

“Dengan Simpati Padi, selain meningkatkan kualitas beras hasil penggilingan, juga memberikan kepastian, bahwa padi/gabah petani akan dibeli pemilik penggilingan yang sudah bermitra dengan petani. Pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani maupun pemilik gilingan padi,” terang Ridwan.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, sistem kemitraan antara petani dan penggilingan padi (Simpati Padi) yang digagasnya, akan memberikan banyak manfaat bagi para petani maupun pemilik gilingan. Bagi petani, manfaat aksi perubahan itu, pertama, membuka pasar yang lebih luas untuk hasil pertanian, khususnya padi/gabah. Kedua, menjamin kepastian pasar dan harga jual hasil pertaniannya, karena sudah pasti dibeli oleh mitra penggilingan. Ketiga, petani akan memperoleh wawasan dan pengetahuan baru tentang teknologi pengolahan padi, sehingga hasil pertaniannya lebih maksimal, dari segi kuantitas maupun mutu/kualitasnya.

Sementara bagi pemilik penggilingan, akan memberikan beberapa manfaat lebih. Pertama, pasokan padi dari petani lebih stabil dan terjamin. Kedua, penggilingan padi lebih efisien dalam pengolahan padi. Ketiga, penggilingan padi memiliki peluang besar untuk melakukan ekspansi dan meningkatkan kualitas maupun kuantitas beras produksinya. Tidak menutup kemungkinan menghasilkan beras premium.

Menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo itu, Kemitraan antara petani dan penggilingan padi terbagi dalam dua macam kemitraan. Pertama, Kemitraan Kontrak (Contract Farming), di mana antara petani dan pemilik penggilingan menyepakati harga dan kuantitas padi/gabah sebelum panen, dan Petani mendapat bantuan teknis, pembiayaan, dan jaminan pasar.

Kedua, Kemitraan jangka Panjang. Dalam kemitraan model itu, penggilingan padi akan mendukung petani dalam pembelian benih dan alat pertanian. Selain itu, penggilingan padi mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan petani, melalui program-program pelatihan.

“Peran pemerintah dalam kemitraan ini antara lain, memberikan subsidi dan program bantuan untuk petani dalam bentuk alat, benih, serta pelatihan. Membuat Kebijakan yang mendukung kemitraan antara petani dan penggilingan padi. Termasuk memfasilitasi pembentukan kelompok tani atau koperasi untuk meningkatkan daya tawar,” ungkap Ridwan Matoka.

Dalam sosialisasi tersebut terjadi diskusi yang intens antara peserta dengan pemateri. Seperti yang disampaikan Ketua Gabungan Kelompok Tani (gapoktan) Huyula, Desa Sukamakmur Utara, Mahirin Tahir.

“Untuk merubah pola atau kebiasaan petani sangat susah, karena ini menyangkut kebiasaan. Pada dasarnya kami selaku gapoktan setuju dengan program perubahan pola jasa titip gabah, dengan petani menjual langsung gabah ke penggilingan padi,” ujar Tahir mengemukakan pendapatnya.

hal senada disampaikan Sutrisno, pemilik penggilingan di Desa Sukamakmur Utara. Menurutnya, apabila terjadi kemitraan antara petani dengan penggilingan padi, maka pihak penggilingan padi sangat membutuhkan modal banyak, karena penggilingan padi terlebih dahulu membayar gabah petani. Karena itu pintanya, pemerintah bisa memberikan bantuan modal kepada pengusaha untuk dipakai modal dalam membeli gabah petani.

“Yang kedua perlu adanya mesin panen atau yang disebut odong-odong. Agar gabah petani bagus dan tidak terjadi losses, maka penggunaan odong-odong sangat membantu dalam membuat kualitas gabah. Kalau kemitraan ini berjalan, maka perlu adanya MoU antara petani dengan penggilingan padi, agar ada yang bisa mengikat,” terang Sutrisno.

Semua pertanyaan dan pendapat para petani dan pemilik penggilingan yang disampaikan dalam diskusi sosialisasi aksi program perubahan Pola Penjualan Hasil Panen melalui SIstem Mitra PeTAni dan penggilingan PADI (SIMPATI-PADI), di Sentra Kawasan Padi Desa Sukamakmur Utara, Kecamatan Tolangohula, Kabupaten Gorontalo, dijawab apik dan tuntas oleh penggagas program perubahan tersebut.(*)

0 Comments

Leave A Comment