Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Dian Nugraha.

Coolturnesia – Gorontalo – Berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Gorontalo, dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Gorontalo, Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Gorontalo, menggelar Gorontalo Economy Outlook 2024. Kegiatan yang dikenal dengan GEO 2024 itu, dilaksanakan di Aula KPwBI Gorontalo.

Sesuai dengan tema yang diangkat dalam acara tersebut “Sinergi Stakeholder dalam Mendorong Sumber Ekonomi Baru Melalui Pengembangan Green and Blue Economy Sektor Pariwisata dan Pertanian”, GEO 2024 dirangkaikan dengan Diseminasi LPP dan Riset Sektor Pariwisata yang dilakukan ISEI Cabang Gorontalo.

Kajian kondisi yang ada saat ini maupun perencanaan ke depan pada sektor pariwisata berdasar spesialisasi kabupaten/kota, merupakan satu hal sangat penting, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo secara berkelanjutan. Terlebih sektor pariwisata merupakan sektor yang memiliki imbas luas bagi masyarakat, dan mampu menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Provinsi Gorontalo.

Beberapa tahun terakhir, terkait dengan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, di Indonesia diterapkan konsep green dan blue economy (Ekonomi Hijau dan Biru). Menurut ensiklopedia bebas wikipedia, Ekonomi Hijau merupakan sebuah konsep ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial, sekaligus mengurangi risiko lingkungan secara signifikan. Ekonomi Hijau juga berarti perekonomian yang rendah atau tidak menghasilkan emisi karbon dioksida dan polusi lingkungan, hemat sumber daya alam dan berkeadilan sosial. Sementara itu, dari sumber yang sama, Ekonomi Biru, adalah rancangan optimalisasi sumber daya air yang bertujuan untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui berbagai kegiatan yang inovatif dan kreatif dengan tetap menjamin usaha dan kelestarian lingkungan.

Secara lebih praktis, ekonomi hijau dan biru bertujuan menghasilkan pertumbuhan ekonomi dari darat, kelautan dan perikanan dengan model pendekatan pembangunan ekonomi yang tidak lagi mengandalkan eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam dan lingkungan. Sehingga keuntungan finansial tercapai tanpa merusak lingkungan.

Riset sektor pariwisata yang dilakukan KPwBI dan ISEI Cabang Gorontalo berjudul “Potensi Pengembangan Green and Blue Economy pada Sektor Pariwisata dalam Peningkatan Ekonomi Masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah di Provinsi Gorontalo”.

Kepala Kantor Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Dian Nugraha, sebagai pembicara kunci dalam GEO 2024, mengatakan, bahwa sektor pariwisata di provinsi gorontalo tumbuh stabil pasca-Covid19. Hal itu menurut Dian, tercermin pertumbuhan ekonomi yang masih berada di rentan 3-7 persen (year o year). Masih menurutnya, hasil survei Kegiatan Dunia Usaha (KDS) pada lapangan usaha penyediaan makanan dan penginapan, menunjukkan adanya pertumbuhan.

“Bank Indonesia terus melakukan berbagai program untuk mendukung pertumbuhan sektor pariwisata,” tegas Dian Nugraha.

Bentuk nyata program tersebut menurut Dian, salah satunya adalah penguatan digitalisasi pembayaran non-tunai di objek-objek wisata,  dengan menggunakan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS).

“Kami menerapkan Merchant Discount Rate (MDR) QRIS nol persen, untuk transaksi sampai dengan Rp500.000, kepada Merchant Usaha Mikro yang berlaku mulai 1 Desember 2024, serta melakukan pengembangan UMKM pendukung pariwisata,” terang Dian Nugraha.

Selanjutnya Ketua ISEI Cabang Gorontalo, Herwin Mopangga, memaparkan hasil temuan dari reset yang dilaksanakan bersama KPwBI PRovinsi Gorontalo pada delapan lokasi prioritas pariwisata di Provinsi Gorontalo, seperti lokasi wisata hiu paus, Taman laut Olele, serta Wisata budaya dan religi Bubohu.

Riset tersebut menyimpulkan, konsep ekonomi hijau dan biru relatif sudah dikenal oleh stakeholder pariwisata, tetapi masih sangat terbatas penerapan dan intervensi programnya di sektor yang berkaitan dengan pariwisata.

“Pengembangan pariwisata berkelanjutan di Provinsi Gorontalo berbasis green dan blue economy, sangat berpotensi diterapkan dengan adanya perbaikan infrastruktur aksesibilitas dan amenitas, tata kelola, serta sumber daya manusia,” ungkap Herwin Mopangga.

Lebih lanjut dia mengungkapkan beberapa rekomendasi untuk penerapan ekonomi hijau dan biru di sektor pariwisata, seperti pembenahan data pariwisata, pengelolaan sampah yang lebih baik, serta menyediakan mekanisme peyertaan modal untuk pengebangan pariwisata.

Gorontalo Economy Outlook (GEO) 2024, dibuka Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Gorontalo, Sofian Ibrahim. GEO menghadirkan narasumber, pengamat ekonomi nasional, Fitra Faisal Hastiadi, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo, Ariyanto Husen, Ketua peneliti ISIE Cabang Gorontalo, Herwin Mopangga, serta CEO Koperasi Eptilu dari Garut, Rizal Fahreza.(*)

0 Comments

Leave A Comment