Coolturnesia – Gorontalo – Setelah tiga bulan terakhir mengalami Inflasi Negatif (Deflasi), di mana Juni (-0,14%), Juli (-0,95%) dan Agustus (-0,14%), perkembangan harga bulanan (Month to Month/m-to-m) September 2024 di Provinsi Gorontalo mengalami inflasi 0,39 persen. Kondisi tersebut menggambarkan komoditas kebutuhan masyarakat di Provinsi Gorontalo secara umum meningkat.
Fluktuasi harga tersebut, akan lebih terlihat dari Indeks Harga Konsumen (IHK) yang terjadi di Provinsi Gorontalo, September dibandingkan Agustus 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo mencatat, IHK di Provinsi Gorontalo September 2024, sebesar 106,12, meningkat cukup tinggi dibanding IHK Agustus 2024 sebesar 105,71.
Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif, menjelaskan, inflasi bulanan yang terjadi di Provinsi Gorontalo, didominasi akibat naiknya IHK pada kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau, yang mengalami inflasi sebesar 1,07 persen, dengan andil terhadap inflasi 0,38 persen.
“Dari besaran 0,39 persen (inflasi), 0,38-nya sendiri dari kelompok makanan, minuman dan tembakau. Di kelompok-kelompok lain mengalami deflasi, tidak ada perubahan harga atau mendekati nol, yang inflasi hanya di kelompok pakaian dan alas kaki 0,01, pendidikan, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya sangat kecil 0,01persen,” terang Hanief.
Lebih lanjut Hanief menerangkan, inflasi tahunan (year on year/y-on-y) dengan membandingkan inflasi pada September 2024 dengan September 2023, di Provinsi Gorontalo mengalami inflasi 2,73 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender dengan membandingkan IHK September 2024 terhadap Desember 2023, BPS Provinsi Gorontalo mencatat deflasi senilai 1,24 persen.
“Inflasi bulanan (month to moth/m-to-m) di Provinsi Gorontalo (0,39) lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang mengalami inflasi -0,12 persen (deflasi),” ungkap Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif.
Secara nasional, inflasi yang terjadi di Provinsi Gorontalo itu, menjadi yang terbesar ketiga, setelah Maluku Utara (0,56%), dan Papua Barat Daya (0,47%). Sementara itu deflasi (inflasi minus) terdalam nasional terjadi di Papua barat (-0,92%). (*as)
Pemkab Gorontalo Gandeng BPKP, Perkuat Tata Kelola Aset Daerah