Coolturnesia - Gorontalo - Komando Resimen (KOREM) 133/Nani Wartabone menggelar Salat Idul Adha 1445 H/2024 M bersama Prajurit, Persit dan PNS serta warga masyarakat sekitar. Salat Idul Adha dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban. Kegiatan bertempat di Makorem 133/NW, Jalan Trans Sulawesi, Desa Tridharma, Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo. Senin (17-06-2024).
Dengan mengusung tema ‘Semangat Berkurban Untuk Ketaatan dan Kepedulian Kepada Sesama', bertindak sebagai imam dan khotib Sholat Idul Adha 1445 H,
Ustadz Salman Haji Ali. Salat id diikuti ± 200 jemaah.
Dalam ceramahnya, Ustadz Salman Haji Ali menyampaikan, kaum muslimin yang menunaikan ibadah haji sebagai tamu Allah S.W.T, dhuyufurrahman, telah berkumpul melaksanakan Wuquf di Arafah, dan sedang berada di Mina untuk melaksanakan Jumratul Aqabah. Mereka dengan pakaian ihramnya, berasal dari berbagai belahan dunia. Mereka datang dengan latar belakang bangsa, ras, warna kulit, budaya dan strata sosial yang berbeda. Namun, mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu memenuhi panggilan Allah S.W.T untuk menjadi tamu-Nya dan bertauhid meng-Esa-kan Allah S.W.T semata.
"Bagi kaum muslimin yang belum memiliki kemampuan menjadi tamu Allah S.W.T, mereka melaksanakan salat Idul Adha dan ibadah kurban, sesuai dengan kemampuannya di manapun mereka berada. Ibadah kurban yang dilaksanakan kaum muslimin, sebagai salah satu upaya mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah S.W.T,” ujar Salman.
“Deskripsi kehidupan kaum muslimin itu, menggambarkan interelasi kuat antara orang yang menunaikan ibadah haji, dengan saudara-saudaranya yang tidak pergi ke Baitullah. Oleh karena itu, kita melaksanakan shalat Idul Adha dan ibadah kurban pada hakikatnya sebagai bentuk kesadaran memenuhi perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW," sambungnya menerangkan.
Ibadah kurban merupakan salah satu ibadah penting dalam ajaran Islam. Ibadah itu memiliki pondasi kuat dan memiliki akar sejarah panjang dalam tradisi rasul-rasul terdahulu. Ajaran kurban dan praktiknya telah ditunjukkan secara sinergik oleh para nabi dan rasul, hingga Nabi Muhammad SAW. Nabi Ibrahim dikenal sebagai peletak batu pertama ibadah itu. Peristiwa penyembelihan yang dilakukan Nabi Ibrahim AS terhadap putranya Nabi Ismail AS merupakan dasar bagi adanya ibadah kurban. Nabi Ibrahim AS dengan penuh iman dan keikhlasan bersedia untuk menyembelih anak kesayangannya, Ismail, hanya semata-mata untuk memenuhi perintah Allah SWT.
Dalam ibadah kurban, nilai yang paling esensial adalah sikap batin berupa keikhlasan, ketaatan dan kejujuran Tindakan lahiriyah tetap penting, kalau memang muncul dari niat yang tulus. Sering kita digoda syetan agar tidak melaksanakan ibadah kurban karena khawatir tidak ikhlas. Imam al Ghazali dalam kitab Ihya' Ulumiddin-nya berkata, bahwa syaitan selalu membisiki kita: "Buat apa engkau beribadah kalau tidak ikhlas, lebih baik sekalian tidak beribadah".
Ibadah kurban bukan hanya mementingkan tindakan lahiriyah, berupa menyedekahkan hewan ternak kepada orang lain terutama fakir miskin, tetapi yang lebih penting adalah nilai ketulusan guna mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam beberapa ayat Alquran, Allah SWT memperingatkan bahwa yang betul-betul membuahkan kedekatan dengan-Nya (kurban), bukanlah fisik hewan kurban, melainkan nilai takwa dan keikhlasan yang ada dalam jiwa kita.
"Penegasan Allah SWT ini mengindikasikan dua hal. Pertama,
penyembelihan hewan ternak sebagai kurban, merupakan bentuk
simbolik dari tradisi Nabi Ibrahim AS, dan merupakan syi'ar dari ajaran Islam. Kedua, Allah SWT hanya menginginkan nilai ketakwaan, dari orang yang menyembelih hewan ternak sebagai ibadah kurban, ujarnya.
Indikasi itu sejalan dengan peringatan Rasulullah SAW: "Sesungguhnya Allah SWT tidak melihat bentuk luarmu dan harta bendamu, tetapi Dia melihat hatimu dan perbuatanmu." (HR Bukhari dan Muslim).
Sehubungan dengan perintah untuk berkurban di atas, maka Rasulullah SAW setiap tahun selalu menyembelih hewan kurban dan tidak pernah meninggalkannya. Meskipun dari sisi ekonomi beliau termasuk orang yang menjalani hidup sederhana, tidak mempunyai rumah yang indah nan megah, apalagi mobil yang mewah. Bahkan tempat tidurnya hanya terbuat
dari tikar anyaman daun kurma.
"Di akhir khutbah ini, dengan penuh khusyu' dan tadharru', kita berdoa kepada Allah SWT semoga perjalanan hidup kita senantiasa terhindar dari segala keburukan yang menjerumuskan umat Islam. Semoga dengan doa ini pula, kiranya Allah SWT berkenan menyatukan kita dalam kebenaran agama-Nya dan memberi kekuatan untuk memtaati perintahnya dan menjauhi larangan-Nya. Amin Ya Rabbal 'Alamain," pungkasnya.
Usai salat id, dilanjutkan penyerahan hewan kurban dari Danrem 133/NW, Brigjen. TNI Hari Pahlawantoro, kepada panitia kurban, Pabintal Korem 133/NW Lettu. Inf. Yurihak Bawenti. Korem 133/NW menerima titipan hewan kurban sebanyak 9 ekor sapi dan 2 ekor kambing.
Selanjutnya daging hewan Qurban didistribusikan kepada masyarakat di sekitar Korem 133/NW dan 5 Panti Asuhan. Yakni Panti Asuhan Darul Mutmain, Panti Asuhan Batudaa, Panti Asuhan Hafiz Isimu, Panti Asuhan Limboto.
Hadir pada salat Idul Adha 1445 H diantaranya, Danrem 133/NW Brigjen. TNI Hari Pahlawantoro, Para Kasi Korem 133/NW, Para Perwira, Bintara dan Tamtama Korem 133/NW, Ketua Persit KCK Koorcab Rem 133 PD XIII/Mdk, Rini Hari Pahlawantoro, beserta Para Pengurus dan Masyarakat sekitar Korem 133/NW.
Pemkab Gorontalo Gandeng BPKP, Perkuat Tata Kelola Aset Daerah