Ilustrasi.

Coolturnesia – Gorontalo - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi pemerintah pusat menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Provinsi Gorontalo. Keberhasilan program ini sangat bergantung pada optimalisasi peran desa dalam pemanfaatan sumber daya alam, manusia, dan finansial. Penguatan ketahanan pangan dan pencapaian swasembada pangan di tingkat lokal menjadi fondasi utama dalam mendukung keberlanjutan program tersebut.

Pemanfaatan Sumber Daya Alam Desa

Provinsi Gorontalo memiliki total 675 desa masing-masing 191 di Kabupaten Gorontalo, 161 di Bone Bolango, 82 di Boalemo, 104 di Pohuwato dan 123 di Gorontalo Utara. Desa di Gorontalo memiliki kekayaan alam yang melimpah, terutama di sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Optimalisasi lahan pertanian untuk penanaman komoditas pangan lokal seperti padi, jagung, ubi kayu, dan pisang menjadi solusi nyata dalam memenuhi kebutuhan bahan pangan program makan bergizi gratis. Selain itu, pengembangan usaha perikanan tangkap dan budidaya ikan air tawar dan ungags dapat menjadi sumber protein hewani yang murah dan bergizi. Pemanfaatan teknologi pertanian modern, seperti irigasi tetes dan pupuk organik, dapat meningkatkan produktivitas lahan. Desa juga dapat mengelola lahan tidur atau pekarangan sebagai kebun pangan keluarga, memperkuat ketahanan pangan dari tingkat rumah tangga.

Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) Desa

Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi faktor kunci dalam mendukung program ini. Pelatihan dan pendampingan kepada petani dan kelompok usaha pangan desa harus diintensifkan, terutama dalam penerapan teknologi pertanian, pengolahan hasil pertanian, dan manajemen usaha. Selain itu, peran Karang Taruna, kelompok wanita tani, dan kader posyandu perlu diperkuat dalam edukasi gizi, dan pengolahan makanan sehat berbasis lokal. SDM yang kompeten di desa mampu mengelola produksi pangan secara berkelanjutan dan memastikan distribusi pangan bergizi tepat sasaran. Penguatan kelembagaan desa melalui BUMDes dapat menjadi motor penggerak ekonomi lokal yang mendukung ketersediaan pangan.

Optimalisasi Sumber Daya Finansial Desa

Dana Desa dapat diarahkan untuk mendukung program ketahanan pangan dan makan bergizi gratis. Alokasi anggaran dapat difokuskan pada pembangunan infrastruktur pertanian, penyediaan bibit unggul, pengadaan alat pertanian, dan pengembangan usaha mikro di sektor pangan. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan desa menjadi kunci agar program berjalan efektif dan berkelanjutan. Selain Dana Desa, kemitraan dengan sektor swasta dan lembaga keuangan dapat dioptimalkan untuk membuka akses permodalan bagi petani dan pelaku usaha pangan. Model pertanian berbasis kemitraan ini dapat meningkatkan produksi dan distribusi pangan bergizi di desa.

Sinergi dan Kolaborasi Multisektor

Keberhasilan program Makan Bergizi Gratis (MBG) memerlukan sinergi antara pemerintah, desa, swasta, dan masyarakat. Pemerintah desa perlu berkolaborasi dengan Dinas Pertanian, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam merancang program yang terintegrasi. Swasta dapat dilibatkan dalam penyediaan teknologi pertanian, pemasaran produk, dan pendanaan. Dengan optimalisasi seluruh potensi yang dimiliki desa, Provinsi Gorontalo tidak hanya mampu menyukseskan program makan bergizi gratis, tetapi juga dapat memperkuat ketahanan pangan dan menuju swasembada pangan yang berkelanjutan. Pemberdayaan desa menjadi kunci utama dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan generasi yang sehat dan berkualitas.(*Penulis: Herwin Mopangga, Dosen FEB UNG)

0 Comments

Leave A Comment