Coolturnesia – Gorontalo - Mendekati Hari Raya Idul Adha (Kurban) 1444 H, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Gorontalo menggelar High Level Meeting (HLM) di Aula Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Gorontalo.
Rapat tingkat tinggi tersebut dipimpin Penjabat Gubernur Gorontalo, Ismail Pakaya. Rapat tersebut dihadiri Kepala Perwakilan BI Gorontalo, Dian Nugraha, sebagai tuan rumah. Nampak pula Kepala Badan Statistis Provinsi Gorontalo, Mukhammad Mukhanif, yang memaparkan kondisi perkembangan ekonomi di Gorontalo secara umum, khususnya tentang kondisi inflasi yang dihadapi Provinsi Gorontalo.
Selain itu rapat PTID Provinsi Gorontalo itu turut juga dihadiri bupati/ wali kota se-Gorontalo, beberapa perwakilan instasi vertical dan Kepala Organisasi Perangkat Dearah (OPD) Provinsi Gorontalo terkait.
Dalam kesempatan tersebut, para bupati/ wali kota atau yang mewakili, memaparkan upaya daerahnya masing-masing, untuk mengendalikan inflasi. Seperti telah melakukan operasi pasar maupun menggelar pasar murah. Selain itu sebagai salah satu cara menekan inflasi yang disebabkan oleh permintaan cabai rawit, bawang merah dan tomat, para pemimpin daerah itu mengaku telah menggalakkan penanaman bibit ketiga tanaman itu, terutama cabai rawit dan tomat, di pekarangan warga maupun di perkantoran OPD masing-masing.
Dalam sambutannya, Pj. Gubernur menekankan, menjelang Hari Raya Idul Adha, TPID harus tanggap dalam menghadapi isu inflasi. Terutama pada komoditas penyumbang inflasi seperti bawang, rica, dan tomat.
“Saya minta ke bapak/ibu bupati dan wali kota, kemudian pihak BI (Bank Indonesia), BPS, juga Bulog untuk sama-sama intensif dalam melakukan pemantauan ketersediaan bahan pokok juga perkembangan harganya hingga ke distributor, bahkan sampai ke pasar-pasar,” ujar Ismail saat memimpin High Level Meeting (HLM) TPID, di Ballroom Kantor Perwakilan BI, Selasa (13/06).
Apa yang disampaikan Pj. Gubernur Gorontalo itu, sejalan dengan pemaparan Kepala BPS Provinsi Gorontalo, yang menjelaskan terkait tren komoditas yang mengalami inflasi jelang Idul Adha, berdasarkan fluktuasi komoditas dari tahun-tahun sebelumnya.
Menyambung hal tersebut, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo menyampaikan sinergi antar pemerintah daerah, instansi vertikal, dan seluruh komponen perlu ditingkatkan, dalam rangka pengendalian inflasi.
Dian Nugrah menilai, penerapan 4K merupakan langkah strategis yang harus ditempuh untuk mengendalikan inflasi. 4k tersebut adalah Ketersedian pasokan, Keterjangkauan Harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif.
“Mengintensifkan pemantauan harga komoditas pangan bergejolak khususnya Beras, Cabai Rawit, Bawang Merah, Tomat, dan Minyak Goreng, melalui pemanfaatan Early Warning System atau pemantauan langsung, seiring dengan risiko meningkatnya permintaan menjelang Idul Adha,” pinta Dian ke peserta HLM.(as).
Pemkab Gorontalo Gandeng BPKP, Perkuat Tata Kelola Aset Daerah